'MENGHITUNG HARI' RAMADHAN

“Menghitung hari, Detik demi detik, Masa ku nanti apa kan ada, Jalan cerita kisah yang panjang, Menghitung hari...”

Menghitung hari-hari di Bulan Ramadhan adalah hal unik yang sering terjadi. Di salah satu situs jejaring sosial banyak komentar yang isinya, “dah… hari kita berpuasa”, “tak terasa kita dah puasa… hari”, “…. hari lagi puasa beres!”, “bentar lagi puasa…”, “… menit lagi buka puasa” dan sejenisnya. Kenapa orang begitu rajin menuliskan komentarnya, padahal dengan membuat atau tidak membuat komentar, tidak akan mengurangi jam atau hari puasa! Atau mungkin karena kehabisan ide saja… saking konsentrasinya pada urusan perut! (menahan lapar).

Kata tentang hari-hari ramadhan, terungkap dalam khutbah Rasulullah saat menjelang Ramadhan. Ungkapannya adalah …”Wahai manusia! Sungguh telah datang pada kalian bulan Allah dengan membawa berkah rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia disisi Allah. Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Jam demi jamnya adalah jam-jam yang paling utama…”.
Ada sisi kemuliaan yang dinisbatkan Rasulullah kepada hari, malam dan jam pada bulan Ramadhan. Kemuliaan apa? Wallahua’lam bishawab. Sesuatu dikatakan utama jika sesuatu itu memiliki kelebihan dibandingkan yang lainnya. Sesuatu itu dikatakan utama apabila pada hari tersebut terjadi sesuatu yang sangat besar dan memberikan dampak terhadap kondisi atau keadaan seseorang. Dikatakan utama karema memang sesuatu itu lebih dipentingkan daripada yang lainnya.
Bulan Ramadhan memiliki hari-hari, malam-malam dan jam-jam utama, karena di dalamnya terdapat sesuatu yang memiliki kelebihan dibandingkan dengan hari-hari, malam-malam dan jam-jam di luar bulan Ramadhan. Keutamaan-keutamaan itu adalah:
1) Pada hari di bulan Ramadhan merupakan hari dimana al-Qur’an diturunkan
2) Siang hari di bulan Ramadhan adalah dimana orang melaksanakan shaum, dan shaum adalah menjadi utama karena shaum adalah urusan Allah
3) Malam hari di bulan Ramadhan menjadi utama karena pada malam-malam Ramadhan Rasulullah meningkatkan intensitas qiyamullailnya di bandingkan hari-hari di bulan Ramadhan
4) Terdapat malam yang lebih utama dibandingkan keutamaan seribu bulan, yaitu malam lailatul qadar, pada malam itu malaikat Jibril (al-ruh al-amin) dan para malaikat turun ke bumi

Di balik semua keindahan hari-hari dan malam-malamnya Ramadhan, ada nilai-nilai yang dapat kite petik. Nilai-nilai itu adalah:
1) Al-Qur’an adalah pedoman hidup yang membimbing manusia menuju jalan lurus kebahagiaan fid dunya wal akhirat. Karena ia merupakan pedoman, maka ia harus tercermin dalam setiap jejak langkah kita. Al-Qur’an bukan hanya merupakan huruf-huruf yang kita baca dengan penuh khidmat, tetapi al-Qur’an adalah apa yang diterapkan dalam kehidupan kita. Itulah al-Qur’an yang hakiki, tatanan hidup individu kita, tatanan berkeluarga, bermasyarakat dan bernegara kita harus mencerminkan gambaran dari apa termaktub dalam al-Qur’an. Dengan kata lain, al-Qur’an harus dapat dijalankan dalam kehidupan keseharian kita.
2) Puasa mendidik kita untuk memiliki kesadaran tingkat tinggi terhadap keberadaan Allah, dimanapun dan kapanpun Dia maha mengetahui apa yang kita lakukan. Inti dari shaum adalah kesadaran kita terhadap kehadiran Yang Maha Melihat aktivitas kita dalam menjalankan ajarannya. Inilah yang disebut dengan ‘ihsan’. Ihsan dalam pengertian ada keyakinan bahwa segala perilaku kita diketahui dan dinilai oleh Allah SWT. Tidak ada satupun perbuatan manusia yang bisa lepas dari pengawasan-Nya. Tatanan yang harus ditanamkan dalam diri kita adalah keyakinan kuat bahwa Allah benar-benar menyaksikan apa yang kita perbuat, meski kita tidak dapat melihat-Nya.
3) Qiyamul lail harus harus menunjukkan bangunnya kesadaran dan motivasi beribadah kita. Shalat tarawih yang dikategorikan sebagai bentuk qiyamul lail ramadhan, harus mampu menumbuhkan sikap dan sifat yang memotivasi dan menginspirasi diri dalam pembangunan kesadaran tingkat tinggi dalam menjalankan misi ta’abbud ilallah melalui realisasi aktivitas-aktivitas sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
4) Malam lailatul qadar merupakan malam yang sangat dinantikan oleh umat Islam yang sedang berpuasa di bulan ramadhan karena keutamaan yang dimilikinya melebihi keutamaan ibadah 1000 bulan. Satu hal yang perlu dipahami bahwa lailatul qadar hanya akan diberikan oleh Allah kepada orang yang dikehendaki-Nya. Meski demikian, adalah hal yang masuk akal bahwa untuk mendapatkan keutamaan itu, selayaknya kita tidak menggunakan prinsip ‘gambling’. Hanya karena ingin mendapatkan keutamaan malam lailatul qadar, kita mendadak menjadi orang yang rajin beribadah di bulan Ramadhan, hanya pada bulan itu. Memang benar bahwa lailatul qadar hanya terjadi di bulan Ramadhan, namun ruh dan nilai-nilai lailatul qadar juga tercermin di setiap hari umat Islam selama hidupnya. Orang yang mendapatkan keutamaan lailatul qadar, adalah mereka yang mampu menerapkan semua tuntunan dan ajaran Allah serta nilai dari shaum ramadhan dalam kehidupannya di bulan-bulan lainnya.
Pada malam lailatul qadar, para malaikat pemberi rahmat turun ke bumi untuk memberikan salam kepada umat manusia yang dikehendaki Allah. Manusia yang bagaimana yang akan mendapatkannya? Al-Qur’an secara gamblang menjelaskan: “sesungguhnya orang-orang yang beriman, kemudian mereka istiqomah maka malaikat akan turun kepada mereka untuk mengatakan: “janganlah engkau takut dan janganlah engkau khawatir, dan bergembiralah dengan syurga yang dijanjikan Allah kepada orang-orang yang bertakwa”.
Menghitung hari-hari berpuasa di bulan ramadhan, seharusnya menjadi kebiasaan yang dilakukan pada setiap hari kita di luar ramadhan. “hari ini… kali berbuat baik kepada tetangga”, “sebentar lagi pengajian akan dimulai”, “hari ini aku baru bersedekah … kali” dan “hari ini … kali shalat telat terus” dan sebagainya. Tujuannya, bukan untuk riya… tapi untuk membiasakan untuk menghisab diri kita, sebelum datangnya penghisaban dari Yang Maha Kuasa. “hisablah diri kalian, sebelum kalian dihisab”. Perhitungkan jumlah amal kebaikan kita dikurangi dengan perbuatan jelek kita! Mana yang lebih banyak? Setelah itu, tumbuhkan motivasi untuk memperbaiki yang rusak dan menambah yang kurang. Insya Allah, keutamaan hari-hari ramadhan, keutamaan malam-malam ramadhan, dan keutamaan jam-jamnya ramadhan akan terasa indahnya seumur hidup kita.

Terakhir, bahwa Allah menciptakan bulan menjadi 12 bulan, seminggu tujuh hari, dan sehari 24 jam intinya bukan untuk diskriminasi, melainkan bahwa pada setiap detik, menit dan jam yang kita lalui, Allah telah menjanjikan berbagai keutamaan bagi kita yang mengisinya. Maka semangat menghitung hari keutamaan ramadhan, harus menjadi acuan kita dalam menghitung hari keutamaan ibadah kita di setiap detik kehidupan kita.

Wallahu a’lam.