
Umat Islam Indonesia memiliki banyak memiliki keunikan-keunikan dalam menyikapi peristiwa-peristiwa keagamaan, baik itu yang bersifat individu seperti tradisi “opat bulanan” masa mengandung bayi hingga kegiatan keagamaan yang melibatkan banyak orang semisal tradisi munggah pada awal bulan Ramadhan. Diakui atau tidak tradisi-tradisis yang terjadi di masyarakat dalam mengisi kegiatan-kegiatan keagamaan seperti di atas kebanyakannya berasal dari tradisi-tradisi buhun (lama) terus hidup dan ‘dipelihara’. Tradisi yang berkembang tersebut sebetulnya tidaklah dapat ditemukan dasar hukumnya dalam lembar-lembaran ajaran Islam, baik yang termaktub dalam al-Qur’an maupun dalam al-Sunnah. Ia tumbuh dan berkembang di masyarakat hanya sekedar ‘tradisi’ sebagai salah satu bentuk ‘tafsir’ masyarakat terhadap nilai-nilai yang diajarkan agama.
Indonesia merupakan salah satu negara yang penduduknya (khususnya masyarakat pedesaan) ‘rajin’ mengemas berbagai kegiatan keagamaan dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang unik. Berbagai ungkapan perasaan dan tanggapan terhadap pesan-pesan keagamaan dijabarkan dalam bentuk tradisi-tradisi tertentu, bahkan tidak jarang diantara kita mengakui bahwa tradisi tersebut sebagai bagian dari pesan agama sehingga jika ditinggalkan menyebabkan kesan pamali dan ada mamala (akibat buruk) bagi orang yang meninggalkannya.
Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah, pengampunan dan rahmat Allah SWT. Ia merupakan bulan dimana di dalamnya banyak fadilah (keutamaan) dan ganjaran (pahala) Allah. Pesan agama ini diperkuat dengan hadits Nabi yang menyatakan bahwa orang yang bergembira dengan datangnya bulan Ramadhan, maka akan dosanya akan diampuni. Semarak jelang ramadhan biasanya telah terasa, bahkan jauh-jauh hari sebelum fajar tanggal 1 Ramadhan menjelang.
Bagi bangsa Indonesia, Ramadhan bukan hanya memiliki pengaruh terhadap perubahan perilaku sosial masyarakat, juga berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan lainnya, tatanan ekonomi bangsa. Jauh sebelum Ramadhan datang, biasanya pemerintah disibukkan dengan isu-isu naiknya harga kebutuhan pokok (seperti yang terjadi tahun ini) dan biasanya ini akan terus cenderung meningkat di akhir Ramadhan dimana idul fitri dengan tradisi-tradisi mudik dan tradisi berlebarannya.
Tradisi-tradisi yang berkembang tersebut sebetulnya memberikan nilai positif disamping juga menyisakan kesan-kesan negatif. Nilai-nilai positif yang dapat dipupuk dari tradisi-tradisi munggah diantaranya:
- Penghargaan tertinggi terhadap peristiwa-peristiwa religius. Seperti hanya sikap nasionalisme, patriotisme dan kebangsaan yang harus dipelihara sebagai salah satu cara untuk menumbuhkan kecintaan kepada tanah air, penghargaan terhadap peristiwa-peristiwa keagamaan juga perlu dipertahankan bahwa ditanamkan kepada generasi muda bangsa dalam rangka menumbuhkan kecintaan kepada agamanya. Sikap inilah yang (mungkin) menjadi ciri inti bahwa bangsa kita adalah bangsa yang relijius. Sejauh itu tidak mengakibatkan terjadi pertentangan yang bersifat SARA, sikap ini perlu ditanamkan.
- Ungkapan perasaan umat terhadap peristiwa-peristiwa agama. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang pintar mengungkapan berbagai perasaan-perasaan dirinya terhadap peristiwa-peristiwa keagamaan dengan berbagai variasinya. Tradisi munggah merupakan dapat dipandang sebagai ungkapan perasaan kegembiraan bagi masyarakat dengan datangnya Ramadhan. Kegembiraan memang merupakan kata yang abstrak, namun secara fisik dapat dilihat dan diperhatikan, misalnya dengan senyum di bibir, perkataan gembiran dan sejenisnya. Hal salah yang sering terjadi adalah bahwa tradisi munggah lebih dianggap sebagai ritual bukan sebagai ungkapan perasaan tersebut, sehingga masyarakat lebih senang menggadekan kaen sarung yang biasa dipakai shalat untuk membiayai tradisi munggah.
- Langkah motivasi diri dalam menghadapi suatu kegiatan keagamaan. Tradisi munggah adalah merupakan langkah yang dapat dijadikan sebagai acuan untuk mempersiapkan dan memotivasi diri dalam rangka memasuki ibadah yang membutuhkan semangat yang besar. Tradisi ini biasa juga dilakukan pada waktu pelepasan para jema’ah calon haji di Indonesia. Dengan kegiatan munggah ini diharapkan mampu menumbuhkan motivasi agar jiwa dan raga kita benar-benar siap menghadapi hari-hari demi hari kegiatan puasa ramadhan yang banyak menuntut kesiapan mental dan fisik. Langkah ini seharusnya juga diikuti dengan kesiapan lainnya, yaitu kesiapan ilmu dan fiqih ibadah Ramadhannya, sehingga selain jiwa yang tahan godaan nafsu dan fisik yang tahan terhadap godaan rasa lapar dan dahaga, juga kita mampu menjalankan ibadah puasa Ramadhan secara benar sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku dalam fiqih ibadah Ramadahn.
- Sarana saling membantu dan menolong antara sesame umat. Tradisi munggah sebetulnya dapat juga dimanfaatkan dalam rangka menumbuhkan kesalehan sosial diantara sesama umat Islam. Bagaimana tidak, Rasulullah sendiri menyatakan bahwa seseorang tidak dikatakan beriman jika perutnya kekenyangan sementara tetangganya kelaparan. Tradisi munggah dapat dimanfaatkan oleh mereka yang berkecukupan untuk saling berbagi kepada mereka yang berada dalam kekurangan, sehingga kemeriahan dan khidmat ramadhan dapat dirasakan bersama. Dengan demikian tradisi munggah sudah seharusnya dikemas dalam bentuk yang lebih bermanfaat bagi teman kita yang kurang mampu ketimbang hanya sekedar menghabsikan uang untuk kegiatan makan-makan bareng di kafe atau di rumah.
- Mengukuhkan sikap persatuan umat. Ramadhan adalah bulan bersama umat Islam. Bulan itu milik semua umat, kemuliaan, kemegahan dan hikmah-hikmahnya juga adalah milik bersama. Oleh karena itu, maka sudah seharusnya ramadhan mampu menumbuhkan rasa persatuan di antara sesame umat Islam. Menjauhkan garis-garis pembeda dan jurang pemisah yang menghadang diantara sesama umat Islam. Secara umum memang agama memiliki kekuatan untuk menyatukan umatnya, demikian pula dengan puasa ramadhan sebagai pilar agama Islam yang keempat. Karena karakteristik utamanya adalah untuk mengikat umat dalam satu keyakinan yang disebut aqidah.
Semoga Bermanfaat.
Wallahu A’lam.
Illustrasi: http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:GY-V4Ui3sX90pM:http://farm3.static.flickr.com/2184/2839088114_76271ef012_o.jpg
