Memasuki ramadhan bagi umat Islam adalah harapan yang senantiasa dikumandangkan dalam do'a-do'a mereka. Setiap ramadhan berakhir, do'a dan permohonan mereka dapat berjumpa lagi dengan ramadhan selalu dilantunkan. Memang ada yang spesial pada ramadhan yang keindahannya melebihi segala apapun yang sedap di pandang mata, kemegahannya melebihi apapun juga yang dibayangkan, dan keagungannya melebihi keagungan apapun dari makhluk-makhluk Allah SWT.
Bagi umat Islam ramadhan mampu memberikan motivasi, inspirasi dan hikmah yang tidak dapat diukur dan dibahasakan dalam bentuk apapun. Salah satu hal yang istimewa dari ramadhan itu adalah adanya 3 gerbang yang akan ditemui oleh mereka yang melaksanakan puasa ramadhan dengan keimanan dan keikhlasan. Gerbang-gerbang itu adalah gerbang pengampunan, gerbang kasih sayang dan gerbang kebebasan.
Gerbang pertama ramadhan, yaitu gerbang pengampunan adalah gerbang hari-hari awal ramadhan. Gerbang ini bagaikan tungku yang akan menggodok kualitas keimanan setiap individu muslim. Berbicara tentang pengampunan maka akan berbicara tentang dosa dan kesalahan, dan pada saat dosa dan kesalahan harus diperhitungkan maka akan terjadi gesekan yang panas, benturanpun akan terasa keras. Maka wajarlah disaat-saat awal ramadhan akan terasa begir berat dan berat...! Berbagai kepentingan dan dorongan yang ada diri manusia ikut andil dan mempertahankan 'status quo'nya masing-masing, saling tarik menarik satu dengan lainnya. Keimanan dan kepentingan duniawi berperang dan bertaruh untuk mendapatkan kemenangan, sifat hewaniyah manusia dan rasa takut kepada Allah beperang dalam diri kita. Itulah yang menyebabkan hari-hari pertama bulan ramadhan kita akan terasa berat sekali.
Imbalan yang sangat pantas dan mampu memberikan motivasi serta memberikan tenaga terhadap keimanan kita adalah 'pengampunan Allah'. Bagaimana tidak, ketika seseorang harus menghadapi pengadilan karena kesalahan yang telah diperbuatnya, harapan pertama yang dimintanya adalah pengampunan dan maaf. Pengampunan Allah adalah segalanya! Kita manusia yang tak lepas dari salah dan dosa, sudah selayaknya untuk berharap besar terhadap pengampunan Allah. Dan pintu itu hadir diantara kita di hari-hari awal bulan Ramadhan.
Gerbang kedua adalah gerbang kasih sayang. Adalah logis, jika kasih sayang hadir di tengah-tengah kita menjalankan ibadah puasa ramadhan. Bagi mereka yang telah berhasil melewati gerbang pengampunan, cukup membuktikan dedikasi dan keinginannya untuk senantiasa berpegang kepada 'tali' keimanan dan keikhlasan. Ketika keimanan kita telah teruji, maka secara otomatis kasih sayang dan perhatian Allah akan terlimpah kepada kita. Bagaikan biji-biji emas... ketika ditambang dan dikumpulkan maka perlu diuji tingkat karatnya. Pada saat karat dari emas itu diketahui kualitasnya, maka jatuh hatipun akan tertuju kepada emas yang kualitas karatnya terbaik. Gerbang kasih-sayang merupakan perwujudan janji Allah terhadap mereka yang memiliki cita-cita untuk melepaskan diri dari perbudakan hawa nafsu menuju kebebasan diri dalam rangka menggapai ridha Allah SWT. Orang yang dikasihi dan disayangi akan didengarkan semua do'anya, diberikan apa yang dipintanya dan akan dibimbing jalan hidupnya.
Gerbang ketiga adalah gerbang pembebasan. Yang dimaksud pembebasan adalah pembebasan dari api neraka. Secara bahasa api neraka dapat difahami secara dekat maupun secara jauh. Secara dekat, maka api neraka ditafsirkan api seperti biasanya. Sedangkan secara jauh, api neraka dapat diartikan api dunia. Api neraka dunia itu adalah kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan. Ramadhan memberikan inspirasi kepada umat Islam untuk memerangi ketiga api neraka tersebut. Dengan ramadhan umat Islam diarahka untuk mampu meningkatkan kualitas pengetahuan dirinya, sehingga tercipta kondisi "ma'rifatullah". man 'arrafa nafsahu faqad 'arrafa rabbah. Ramadhan juga seharusnya mampu membebaskan diri manusia dari kemiskinan. Kemiskinan harta yang kita rasakan jangan sampai berimbas kepada kemiskinan jiwa. Kemiskinan jiwa lebih berbahaya karena ia adalah ujung tanduk antara syukur dan kufur. kadzal faqru ayyakuna kufran. Api neraka ketiga adalah keterbelakangan. Keterbelakangan adalah kondisi dimana seseorang jatuh terpuruk kepada kondisi yang kurang baik. Dengan ramadhan seharusnya umat Islam lebih progresif dalam pengertian yang positif, sebagaimana digambarkan dalam hadits Nabi: "Barangsiapa yang hari ini lebih jelek dari hari kemarin, maka ia adalah orang terlaknat Dan barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia adalah orang yang rugi. Barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ialah orang yang beruntung". Dengan demikian, ramadhan tidak dijadikan alasan turunnya prestasi dan produktifitas kerja kita. Bagi umat Islam ramadhan seharusnya menjadi garis start untuk meningkatkan prestasi dan produktifitas kerja, sehingga setiap kali istirahat kita karena kelelahan menjadi ibadah. Dan bau mulut kita karena kesibukkan kita dipandang lebih harum daripada aroma misk.
(Wallahu a'lam).
Bagi umat Islam ramadhan mampu memberikan motivasi, inspirasi dan hikmah yang tidak dapat diukur dan dibahasakan dalam bentuk apapun. Salah satu hal yang istimewa dari ramadhan itu adalah adanya 3 gerbang yang akan ditemui oleh mereka yang melaksanakan puasa ramadhan dengan keimanan dan keikhlasan. Gerbang-gerbang itu adalah gerbang pengampunan, gerbang kasih sayang dan gerbang kebebasan.
Gerbang pertama ramadhan, yaitu gerbang pengampunan adalah gerbang hari-hari awal ramadhan. Gerbang ini bagaikan tungku yang akan menggodok kualitas keimanan setiap individu muslim. Berbicara tentang pengampunan maka akan berbicara tentang dosa dan kesalahan, dan pada saat dosa dan kesalahan harus diperhitungkan maka akan terjadi gesekan yang panas, benturanpun akan terasa keras. Maka wajarlah disaat-saat awal ramadhan akan terasa begir berat dan berat...! Berbagai kepentingan dan dorongan yang ada diri manusia ikut andil dan mempertahankan 'status quo'nya masing-masing, saling tarik menarik satu dengan lainnya. Keimanan dan kepentingan duniawi berperang dan bertaruh untuk mendapatkan kemenangan, sifat hewaniyah manusia dan rasa takut kepada Allah beperang dalam diri kita. Itulah yang menyebabkan hari-hari pertama bulan ramadhan kita akan terasa berat sekali.
Imbalan yang sangat pantas dan mampu memberikan motivasi serta memberikan tenaga terhadap keimanan kita adalah 'pengampunan Allah'. Bagaimana tidak, ketika seseorang harus menghadapi pengadilan karena kesalahan yang telah diperbuatnya, harapan pertama yang dimintanya adalah pengampunan dan maaf. Pengampunan Allah adalah segalanya! Kita manusia yang tak lepas dari salah dan dosa, sudah selayaknya untuk berharap besar terhadap pengampunan Allah. Dan pintu itu hadir diantara kita di hari-hari awal bulan Ramadhan.
Gerbang kedua adalah gerbang kasih sayang. Adalah logis, jika kasih sayang hadir di tengah-tengah kita menjalankan ibadah puasa ramadhan. Bagi mereka yang telah berhasil melewati gerbang pengampunan, cukup membuktikan dedikasi dan keinginannya untuk senantiasa berpegang kepada 'tali' keimanan dan keikhlasan. Ketika keimanan kita telah teruji, maka secara otomatis kasih sayang dan perhatian Allah akan terlimpah kepada kita. Bagaikan biji-biji emas... ketika ditambang dan dikumpulkan maka perlu diuji tingkat karatnya. Pada saat karat dari emas itu diketahui kualitasnya, maka jatuh hatipun akan tertuju kepada emas yang kualitas karatnya terbaik. Gerbang kasih-sayang merupakan perwujudan janji Allah terhadap mereka yang memiliki cita-cita untuk melepaskan diri dari perbudakan hawa nafsu menuju kebebasan diri dalam rangka menggapai ridha Allah SWT. Orang yang dikasihi dan disayangi akan didengarkan semua do'anya, diberikan apa yang dipintanya dan akan dibimbing jalan hidupnya.
Gerbang ketiga adalah gerbang pembebasan. Yang dimaksud pembebasan adalah pembebasan dari api neraka. Secara bahasa api neraka dapat difahami secara dekat maupun secara jauh. Secara dekat, maka api neraka ditafsirkan api seperti biasanya. Sedangkan secara jauh, api neraka dapat diartikan api dunia. Api neraka dunia itu adalah kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan. Ramadhan memberikan inspirasi kepada umat Islam untuk memerangi ketiga api neraka tersebut. Dengan ramadhan umat Islam diarahka untuk mampu meningkatkan kualitas pengetahuan dirinya, sehingga tercipta kondisi "ma'rifatullah". man 'arrafa nafsahu faqad 'arrafa rabbah. Ramadhan juga seharusnya mampu membebaskan diri manusia dari kemiskinan. Kemiskinan harta yang kita rasakan jangan sampai berimbas kepada kemiskinan jiwa. Kemiskinan jiwa lebih berbahaya karena ia adalah ujung tanduk antara syukur dan kufur. kadzal faqru ayyakuna kufran. Api neraka ketiga adalah keterbelakangan. Keterbelakangan adalah kondisi dimana seseorang jatuh terpuruk kepada kondisi yang kurang baik. Dengan ramadhan seharusnya umat Islam lebih progresif dalam pengertian yang positif, sebagaimana digambarkan dalam hadits Nabi: "Barangsiapa yang hari ini lebih jelek dari hari kemarin, maka ia adalah orang terlaknat Dan barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia adalah orang yang rugi. Barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ialah orang yang beruntung". Dengan demikian, ramadhan tidak dijadikan alasan turunnya prestasi dan produktifitas kerja kita. Bagi umat Islam ramadhan seharusnya menjadi garis start untuk meningkatkan prestasi dan produktifitas kerja, sehingga setiap kali istirahat kita karena kelelahan menjadi ibadah. Dan bau mulut kita karena kesibukkan kita dipandang lebih harum daripada aroma misk.
(Wallahu a'lam).
