Terjadinya berbagai kasus negatif di lingkungan sekolah, baik karena sesama siswa ataupun karena oknum-oknum guru, mengharuskan para orangtua untuk berpikir keras mencari sekolah mana yang mamberikan jaminan bagi keamanan, keselamatan dan kenyamanan anaknya. Dalam faktanya, bahwa sekolah mewah dengan pengamanan yang sangat ketat tetap saja memiliki celah-celah yang memungkinkan terjadinya gangguan bagi anak-anak baik secara fisik maupun mental.
Berbagai kasus-kasus yang mencoreng nama baik pendidikan yang terjadi di sekolah akhir-akhir ini sering kita dengar dan saksikan pada berita di televisi maupun di surat kabar. Kalau kita berpikiran sempit, sepertinya sudah tidak ada lagi yang dapat dipercaya.
Setidaknya terdapat tiga aspek yang menjadi ciri sebuah sistem pembelajaran sekolah yang perlu dikritisi:
Ketika seorang siswa mempelajari suatu teori tentang matematika, maka ia juga harus mampu memahami aspek etis dari teori tersebut, sehingga ia mampu menerapkannya dalam kehidupan dengan tidak hanya memegang aturan teori ilmiah, akan tetapi juga mengikuti aturan-aturan etis dan agama.
Ketika seorang siswa belajar tentang teori ekonomi, maka ia juga harus memahami nilai etis dari materi tersebut, sehingga ia mampu menjadi pelaku ekonomi yang benar-benar memiliki mental dan kepribadian yang terpuji. Tidak hanya sekedar mengikuti teori ekonomi, akan tetapi juga senantiasa memperhatikan aturan-aturan etis dan keagamaan.
Setidaknya ada beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh orangtua untuk mendapatkan sekolah yang benar-benar mampu putra-putrinya:
Berbagai kasus-kasus yang mencoreng nama baik pendidikan yang terjadi di sekolah akhir-akhir ini sering kita dengar dan saksikan pada berita di televisi maupun di surat kabar. Kalau kita berpikiran sempit, sepertinya sudah tidak ada lagi yang dapat dipercaya.
Akar Masalahnya Apa? Kenapa Semua Itu Terjadi?
Sekolah adalah wadah dimana para siswa muda dan remaja menimba ilmu. Di tempat yang disebut dengan sekolah itulah mereka seharusnya belajar ilmu pengetahuan dan memahami cara bergaul yang baik. Sekolah merupakan tempat dimana di dalamnya berjalan sistem, aturan, budaya dan iklim keilmuan dan peradaban.Setidaknya terdapat tiga aspek yang menjadi ciri sebuah sistem pembelajaran sekolah yang perlu dikritisi:
- Aspek Ilmu Pengetahuan
Tidak dapat disangkal bahwa sekolah merupakan kawah candradimuka bagi para muridnya untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Dengan masuk dunia sekolah, orangtua mengharapkan bahwa anaknya mendapatkan pengajaran, pembimbingan dan pembinaan dalam mengembangkan kemampuan anaknya untuk menguasai ilmu pengetahuan.
Dengan aspek inilah, sekolah berlomba-lomba dengan meningkatkan sarana dan prasarana yang mendukung pengembangan ilmu pengetahuan, menambah ruang laboratorium, membuat bengkel, dan perpustakaan yang lebih lengkap. Semuanya dilakukan agar siswanya dapat dengan mudah mengakses ilmu pengetahuan. Bahkan di sekolah-sekolah yang boleh dibilang berkembang dan maju disediakan layanan internet secara gratis bagi seluruh siswanya.
Secara keseluruhan sekolah di negara kita mengarah ke tujuan ini. Kurikulum, strategi, model pembelajaran dan fasilitas yang ada di sekolah diarahkan agar siswa mampu memperoleh sebanyak-banyaknya ilmu pengetahuan. Pembelajaranpun sudah banyak yang didesain dengan memanfaatkan teknologi mutakhir. Menghadirkan internet di ruang kelas, menyampaikan materi dengan tampilan yang menarik melalui power point dan sejenisnya.
Konsekuensinya, di masa depan sekolah yang tidak mampu mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran akan mulai ditinggalkan. Demikian pula, guru yang gagap teknologi akan mulai tersisihkan dan tertinggal oleh guru-guru baru yang melek teknologi bahkan yang mahir. - Aspek Mental dan Budi Pekerti
Sekolah selayaknya menjadi tempat dimana siswanya dibina dan dididik menjadi pribadi-pribadi yang bermental dan berbudi pekerti baik, menghormati yang lebih tua, menyayangi yang lebih muda, dan saling menghargai. Di sekolah, para siswa datang dari berbagai tingkatan strata masyarakat. Mereka bergabung dalam satu kelas, saling mengenal, berinteraksi dan menjalin hubungan satu sama lainnya.
Budi pekerti dan perilaku baik memiliki perbedaan dengan ilmu pengetahuan. Kalau ilmu pengetahuan dan teknologi bersifat "tanpa nilai", maka pengetahuan mental dan budi pekerti sangat sarat dengan nilai. Karenanya, sekolah berkewajiban bukan hanya melahirkan lulusan yang berkualitas secara otak, tetapi juga berkualitas secara mental dan etika.
Hingga saat ini, bahkan kurikulum yang terbarupun dari model yang dicanangkan oleh pemerintah masih belum menyentuh secara komprehensif aspek ini. Hal itu terjadi, karena di sekolah-sekolah pendidikan mental dan budi pekerti telah diramu menjadi materi ilmu pengetahuan. Akibatnya, mental dan kepribadian budi pekerti memiliki porsi yang sama dengan porsi ilmu pengetahuan lainnya. Maka lahirnya dualisme pengetahuan, dan ini telah ditanamkan dan dikembangkan di sekolah, yaitu ada ilmu umum dan ilmu etika (untuk menunjukkan pendidikan mental dan kepribadian).
Ironisnya, semua siswa diberikan materi tentang mental dan kepribadian, tentang nilai-nilai baik dan menjauhi nilai-nilai buruk dalam kehidupan, namun cukup hanya catatan seperti halnya mereka mencatat teori ilmu pengetahuan. Di sekolah mereka mempelajari bagaimana berkata jujur, pulang ke rumah para siswa mulai berbohong kepada orangtuanya, kepada temannya dan lainnya. - Aspek Agama
Meskipun sekolah bukanlah pesantren atau masjid, majelis taklim dan sejenisnya yang bertugas menyebarkan siar agama, akan tetapi sekolah juga memiliki kewajiban untuk membina, mengembangkan, mendidik dan mengarahkan rasa keberagamaan siswanya. Dan untuk itu dibutuhkan bukan hanya sekedar teori tentang keagamaan, akan tetapi juga sekolah harus mampu menampilkan siar-siar keagamaan di sekolah, tentunya dengan model yang cocok untuk usia siswanya.
Selama ini, di sekolah termasuk juga madrasah menyediakan akses terhadap pemahaman keagamaan dengan sangat terbatas. Pemahaman yang sempit tentang siar keagamaan di kalangan pengelola sekolah, mengakibatkan fasilitas keagamaan di sekolah nyaris susah ditemukan. Akibatnya, seringkali sekolah kehilangan nuasa agama. Cukup hanya dengan satu rumah ibadah, beberapa eksemplar kitab suci sekolah dibantu oleh guru agama (yang rata-rata sudah tua) pendidikan agama di sekolah dipandang telah memadai. Kondisi tersebut mengakibatkan terserabutnya udara keberagamaan di lingkungan sekolah.
Ketika seorang siswa mempelajari suatu teori tentang matematika, maka ia juga harus mampu memahami aspek etis dari teori tersebut, sehingga ia mampu menerapkannya dalam kehidupan dengan tidak hanya memegang aturan teori ilmiah, akan tetapi juga mengikuti aturan-aturan etis dan agama.
Ketika seorang siswa belajar tentang teori ekonomi, maka ia juga harus memahami nilai etis dari materi tersebut, sehingga ia mampu menjadi pelaku ekonomi yang benar-benar memiliki mental dan kepribadian yang terpuji. Tidak hanya sekedar mengikuti teori ekonomi, akan tetapi juga senantiasa memperhatikan aturan-aturan etis dan keagamaan.
Sekolah yang Menyelamatkan, Seperti Apa?
Mencari sekolah yang mampu mendidik, membina dan mengembangkan aspek keilmuan, etika dan agama siswanya masih banyak ditemukan di negeri ini, hanya kitalah yang harus jeli untuk memilihnya. Sedikit perubahan orientasi dan pandangan tentang sekolah, bahwa "semakin lengkap fasilitas sekolah adalah lebih baik bagi anak kita", itu harus dirubah.Setidaknya ada beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh orangtua untuk mendapatkan sekolah yang benar-benar mampu putra-putrinya:
- sekolah yang menyelamatkan adalah sekolah yang mampu menyeimbangkan antara porsi ilmu pengetahuan, etika dan nilai agama dalam pembelajaran;
- sekolah yang menyelamatkan adalah sekolah yang memiliki sistem penilaian dan pengawasan yang seimbang antara kognitif, afektif dan psikomotorik siswanya;
- sekolah yang menyelamatkan adalah sekolah yang tidak berorientasi kepada uang (bisnis pendidikan)
- sekolah yang menyelamatkan adalah sekolah yang dikelola oleh orang-orang yang jujur dan benar, secara jujur dan benar pula
- sekolah yang menyelamatkan adalah sekolah yang memiliki aturan-aturan berkaitan dengan etika dan agama;
- sekolah yang menyelamatkan adalah sekolah yang mampu mengajarkan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir untuk kepentingan etika dan agama.